Minggu, 28 Desember 2014

BERJEJARING SOSIAL YANG ISLAMI

Adakah remaja yang tidak punya jejaring sosial saat ini? Saya kira hampir seribu satu yang tidak punya jejaring sosial. Jejaring sosial / Social Media medio 2007 kesana memang makin menjamur. Dari yang sekedar sharing foto, berbagi 140 karakter, berbagi video, moment, tempat, tulisan, sampai berbagi kegalauan pun ada tempatnya :p Dari yang sekedar punya, sampai yang semua akun punya juga ada, Dari yang sekedar untuk silaturrahim sampai untuk media stalkingpun banyak. Dari yang sekedar narsis sampai jadi lahan bisnis juga tak sedikit.

Nah sebagai negara yang mayoritas Muslim dan juga kita sebagai Generasi Penerus, kita mesti bisa mensikapi dengan baik penggunaan Jejaring Sosial. Jangan sampai terjebak dalam hitam putihnya dunia maya. Berikut beberapa tips ‘aman’ berjejaring sosial yang islami’ dan insyallah barokah.
1. Tundukkan Pandangan
Siapapun kita baik laki-laki / perempuan berkewajiban untuk menundukkan pandangan, termasuk didunia maya. Atas apa yang tidak berhak dilihat tentu harus harus dihindari. Begitu melihat foto perempuan sendirian dan auratnya terlihat misalnya langsung scrool down. Dan lebih utama adalah menjaga foto diri agar tidak dengan bebas berkeliaran di dunia maya. Karena kita tak pernah tahu akan diapakan foto-foto kita oleh mereka yang melihat dari seluruh dunia. Bayangkan jika foto yang kita pasang memperlihatkan aurat kita maka kita pun ikut andil dalam dosa, dan itu terus berlipat selama 24 jam non stop! Dan relakah foto-foto kita dinikmati oleh orang yang bahkan tak dikenal secara bebas?.
2. Tabayyun / Konfirmasi Kebenaran Informasi
Manjamurnya Socmed juga berbarengan dengan kebebasan berpendapat, apapun bisa disampaikan tanpa kita tahu validitas informasinya. Terutama yang berkait dengan hukum Agama maka sangat-sangat dianjurkan untuk tidak dibicarakan didunia maya. Karena peluang biasnya ilmu itu jadi sangat besar. Sedang cara belajar ilmu yang sebaik-baiknya adalah dengan metode As-sama’ min lafzh as-Syaikh (Mendengar langsung dari guru). Apalagi sampai berdebat dalam urusan agama, sangat dibenci oleh Nabi Muhammad SAW,
“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah kecuali yang suka berdebat,….” HR Ibnu Majjah
Lagi pula kebenaran suatu ilmu agama tidak didapat melalui berdebat. Pemenang debat belumlah tentu dia benar. Dan ketika mendapati informasi yang diragukan segera tabayyun / konfirmasi kepada yang lebih tahu. Jika menyangkut hukum agama lebih dianjurkan untuk dikonfirmasikan ke ulama’ / muballigh lebih dulu tentang keabsahannya, tentang praktek yang sebenarnya sebelum mengambil praktek atau meneruskan infomasi tersebut kepada orang lain.
3. Hati-hati dalam berkoneksi
Bermacam karakter dan tujuan orang bergabung di jejaring sosial. Banyak yang baik dan tak sedikit yang tujuannya tidak baik. Maka sebelum follow, subscribe, add friend, join group kita harus cek teliti apa siapa dia. Banyak orang terhasut, tertipu, menjadi korban kejahatan hanya karena ‘salah gaul’ di dunia maya. Nggak banget kan, Orang bisa saja mempermak abis penampilannya di jejaringsosial untuk menarik perhatian. Seakan-akan baik tapi ujung-ujung menipu, menggiring opini, menghasut dan memprovokasi.
Jejaring sosial membuat orang lupa bahwa dia sedang jatuh cinta pada foto dan tulisan dan bukan pada seseorang secara utuh.
4. Perhatikan apa yang kita tulis
Sebelum posting, update status, berkicau, sharing foto atau apapun dalam jejaring sosial perhatikan apa yang akan disampaikan, apakah pantas dan benar, apakah dampak baik buruknya. Juga dibarengi dengan wawasan kita dengan dunia internet akan lebih bagus. Hal ini perlu selain menjaga diri juga untuk menjaga orang lain. Seperti contoh status seringnya galau atau sedang sendiri bisa memancing kesempatan orang untuk berbuat kriminal misal. Ingatlah bahwa Allah selalu ada dan mengawasi kita. Setiap klikpun akan tercatat rapi oleh malaikat di kanan dan kiri kita.
5. Hapus yang memberi pengaruh negatif
Jika memang tak ada manfaatnya atau bahkan pengaruh negatif lebih baik delete, remove / leave group. Banyak group, akun palsu yang sengaja dibuat untuk mengadu domba, menghasut dan membiaskan informasi atau bahkan menipu. Ada yang terang-terangan ada pula yang secara pelan dan samar. Jangan berdalih untuk menambah informasi, wawasan dengan mempertahankannya sampai akhirnya kita jatuh dan terlambat menyadari.
6. Jadilah trendsetter dalam kebaikan
Penggunaan jejaring sosial tak melulu untuk mengekspos diri. Untuk silaturrahmi bisa dimaksimalkan. Terlebih jika bisa untuk amar ma’ruf nahi munkar. Kita tak pernah tahu lewat perantara apa seseorang bisa mendapat pencerahan.
Jangan takut dianggap sok paham, sok tahu dan sok alim ketika kita sering mengirimkan artikel-artikel nasihat, pencerahan islami yang sarat makna sebab memang itu yang diperintahkan oleh Allah dalam surat Al Ashr,
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Al ‘Ashr ayat 3).
Toh banyak orang yang saling berkirim artikel-artikel yang hanya sekedar status, humor atau sekedar candaan belaka, mereka biasa-biasa saja, kenapa kita harus merasa “aneh” dan tak enak hati untuk mengirim artikel-artikel islami?
Ingatlah ! Berlian akan tetap menjadi Berlian terlepas dari siapapun pengirimnya. Dan sampah pun tidak akan pernah menjadi emas walaupun berasal dari istana sekalipun.
Perlu diingat : JANGAN SALAH NIAT, niati karena amar mahruf nahi mungkar.
7. Manajemen Waktu
Salah satu keputusan tersulit bagi pecandu internet adalah kapan memutuskan untuk disconnect dan shutdown gadget.. :D Sebelem akut maka time management sangat perlu. Terlebih ketika waktu-waktu ibadah, ngaji, kerja, sekolah atau kuliah. Batasi diri dan kendalikan diri karena tak akan ada habisnya jika dituruti. Get a real life.


0 comments:

Posting Komentar